Jumat, 17 Mei 2013

Ketidakadilan Hukum Di Indonesia


Nama                           : Hasan Wijaya Silalahi
Kelas                           : 1KB04
NPM                           : 23112350
Ilmu Budaya Dasar


Apa arti pentingnya hukum di Indonesia?. Adakah masalah yang perlu di bahas   dalam   pemerintahan   di   Indonesia? Dengan   banyaknya  ketidakadilan   di Indonesia     menyebabkan       aksi-aksi    masyarakat     menentang      pemerintahan     di Indonesia.
            Banyak     yang  berpendapat     tentang   arti   hukum yang   sebenarnya,melihat adanya  kasus – kasus  yang   bertentangan   dengan   Pancasila   dan   Undang-undang. Banyaknya   kasus   yang   menyangkut   tentang   HAM   dan   pancasila   terutama   sila “ Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,akan di bahas dalam makalah ini. Kinerja hukum di Indonesia harus segera dibenahi dan di luruskan segala permasalahanya karena menyangkutbanyak. Hak   dan keadilan bagi warga Indonesia. Agar   rakyat   di  Indonesia   merasa   semuanya     memperoleh      Hak    dan keadilan yang sama dalam hukum di Indonesia.
            Semua     keputusan    yang   terjadi  dalam   meja   hijau   harus  sesuai   dengan Undng-undang yang berlaku dan tidak ada mafia hukum dalam Pengadilan. Moral para hakim dan Jaksa harus sesuai dengan aturan yang berlaku bagi para Hakim di Indonesia. Manusia  adalah  makhluk ciptaan Tuhan  yang tertinggi  manusia tidak hanya memiliki wujud, kehidupan, dan naluri.         
            Suatu konsepsi  di dalam pengaturan serta penyelenggaraan kesejahteraan dan   keamanan   di   dalam   kehidupan   sosial.   Sila   kelima  :   Keadilan   sosial  bagi seluruh rakyat Indonesia adalah keadilan sosial yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa   yang   berkemanusiaan yang adil dan beradab,  yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan      yang    dipimpin  oleh    hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

Latar Belakang Masalah

             Zaman      sekarang   ini  banyak   kasus   hukum    yang   tidak  diselesaikan        dengan    adil,  bahkan   tidak  sesuai   dengan  pasal    yang  ada.  Dimana     para        penegak   hukum   memanfaatkan  perannya   sebagai   hakim  dan   mafia   hukum        dikalangan  pemerintah Indonesia.
             Dengan      adanya    aksi-aksi   para  mafia   hukum     yang   tidak   terlihat        disambut   banyak   protes   dan   kritik   oleh   masyarakat   Indonesia.  Maka   dari       itu,makalah    ini  hadir untuk   membahas       ketidakadilan  di   Indonesia  yang        tertuju pada keputusan hukum yang tidak setara dengan keadilan sosial yang adil dan beradab.
             Yang     menjadi    permasalahan     disini  hukuman     yang   tidak  setimpal        dengan kesalahan  yang dilakukan dan tidak adanya rasa  sosial  yang tinggi terhadap   sesama   warga   Indonesia.     Dan   perbedan   hukuman   antara   orang berstrata   tinggi  dengan   orang   yang   melakukan     kesalahan    dari  kalangan bawah.
             Negara   Indonesia     memiliki   pancasila   yang   harus   di   junjung   tinggi        agar   keadila   merata  tidak   memandang   dari  kalangan   apapun  karena   setiap        warga    Negara   berhak    memperoleh   Hak     yang   sama.   Semua    kalangan   di        Indonesia   harus   memperoleh   perlakuan   yang   sama   dari   pemerintah,   yang harus di usahakan setiap saat agar kenyamanan hukum di Indonesia merata.

Negara Indonesia adalah negara hukum.

            Menurut penjelasan UUD 1945, Negara Indonesia adalah Negara Hukum;
            Negara     Hukum     yang    bersumber    pada    Pancasila  dan    bukan    berdasar    atas kekuasaan.      Sifat   Negara    Hukum      hanya    dapat    ditunjukan    jika   alat-alat perlengkapayabartindak menurutdan terikat kepada aturan-aturan yang ditentukan lebih   dahulu   oleh  alat-alat  perlengkapan    yang   dikuasakan    untuk   mengadakan aturan-aturan itu.
Ciri-ciri bagi suatu Negara Hukum adalah:
        -    Pengakuan      dan   perlindungan     hak-hak    Azasi    yang    mengandung peersamaan      dalam    bidang    politik,  hukum,   sosial    ekonomi     dan kebudayaan;
        -    Peradilan   yang   bebas   dari   pengaruh   sesuatu   kekuasaan   ataukekuatan lain dan tidak memihak;
        -    Legalitas dalam arti hukum dalam bentuknya. Pancasila sebagai dasar negara yang mencerminkan jiwa bangsa Indonesia harus    menjiwai    semua    peraturan   hukum     dan   pelaksanaanya.     Ketentuan    ini menunjukan   bahwa   di   negara   Indonesia   dijamin   adanya   perlindungan   hak-hak azasi   manusia    berdasarkan    ketentuan-ketentuan      hukum,    dan  bukan    kemauan seseorang   yang   menjadi  dasar   kekuasan.  Adalah   menjadi   kewajiban   bagi   setiap  Penyelenggara      Negara  untuk    menegakan     keadilan   dan   kebenaran   berdasarkan Pancasila   yang   selanjutnya   melakukan  pedoman   peratura-peraturan  pelaksanaan.  Disamping itu sifaat hukum berakar pada kepribadian Bangsa dan bagi Indonesia sebagai negara hukumyang berdasarkan pada Pancasila, hukum mempunyai sifat pengayoman agar cita-cita luhur bangsa Indonesia tercapai dan terpelihara.
        Namun demikian untuk menegakan hukum demi keadilan dan kebenaran, perlu   adanya   badan-badan   kehakiman   yang   kokoh-kuat   yang   tidak   tidak   mudah dipengaruhi oleh Lembaga-lembaga lainya. Pemimpin eksekutif (Presiden) wajib berkerjasama dengan badan-badan Kehakiman untuk minjamin pennyelenggaraan pemerintahan yang sehat.

            Hal ini sangat berbeda dengan peraturan yang di terapkan di Indonesia :
Pasal 28 D
     1.  Setiap   orang   berhak   atas   pengakuan,jaminan,perlindungan   dan   kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.
Pasal 34 poin B
        Negara   mengembangkan   sistem   jaminan   sosial   bagi   seluruh   rakyat   dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.

Pada kesempaatn ini saya akan membahas satu dari sekian banyak ketidakadilan hukum di Indonesia,, yaitu, kasus rasyid rajasa. Hope you enjoy it. ^_^


Ketidakadilan Aparat Penegak Hukum Terhadap Kasus Rasyid Rajasa
            Aparat penegak hukum sepertinya sudah benar-benar tak peduli lagi dengan keadilan warga negara. Mereka hanya bisa garang saat berhadapan dengan orang kecil, tetapi seketika nyali menciut saat berurusan dengan para penggede. Segala macam kritik masyarakat hanya masuk kuping kanan, lalu keluar kuping kiri.
            Dagelan hukum kembali dipertontonkan. Semakin kentara jika membandingkan penanganan kasus kecelakaan maut anak Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Rasyid Rajasa dengan kasus loncatnya mahasiswi Universitas Indonesia Annisa Azward (20) dari angkot. Memang dalam kasus ini Annisa adalah korban, dan sopir angkot, Jamal bin Samsuri (37) memang harus diperiksa.
            Tetapi yang mengherankan adalah soal penahanan. Sejak kejadian Rabu (6/2), Jamal langsung ditahan di Unit Lantas Daan Mogot, Jakarta Barat. Hasil pemeriksaan belum ditemukan adanya unsur kriminalitas, seperti percobaan perampokan, pemerkosaan dan penculikan. Dugaan sementara mahasiswi semester empat itu nekat loncat karena ketakutan.
            Jika memang dalam perjalanan ditemukan unsur pidana, tentu Jamal harus dihukum dengan ketentuan yang berlaku. Kini polisi sudah menetapkan Jamal sebagai tersangka, dengan dijerat pasal 283 Jo Pasal 310 ayat (3) UU Lalu Lintas, yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang dan diancam hukuman 5 tahun penjara. Selain itu, Jamal juga bisa dijerat dengan UU Lalu Lintas karena membawa angkot di luar trayek.
            Jika menengok kasus Jamal tentu tak seberat dengan Rasyid. Putra bungsu Hatta Rajasa itu pada 1 Januari silam, mengemudikan mobil BMW dengan kecepatan tinggi lalu menabrak mobil Luxio di Tol Jagorawi. Dalam kecelakaan tersebut dua orang meninggal. Memang Rasyid sudah menjadi tersangka, tapi diistimewakan. Rasyid dijerat pasal 283, 287 dan 310 UU Lalu Lintas No 22 Tahun 2009, dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara.
            Setelah kejadian, polisi tidak menahan pria yang menimba ilmu di London, Inggris itu dengan alasan trauma, dan pihak keluarga memberi jaminan Rasyid akan kooperatif.
Ternyata Rasyid kembali mendapat perlakuan khusus. Saat pelimpahan berkas tahap kedua dari Polda Metro Jaya ke Kejaksaan Negeri Jakarta Timur, Rasyid tidak ditahan.
            Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane melihat kasus yang dialami sopir angkot lebih ringan ketimbang kasus anak Hatta yang menelan korban jiwa. Seharusnya, kata Neta, jika Jamal yang belum terbukti melakukan pidana ditahan, Rasyid juga mendapat perlakukan yang sama.
            "Kasus lebih berat Rasyid, harusnya diperlakukan sama dengan sopir angkot, Rasyid harus ditahan," katanya.
            Kondisi seperti ini kata Neta, akan semakin memperburuk citra aparat kepolisian di mata masyarakat. Untuk itu, dia mendorong, agar kejaksaan membuat dakwaan dengan benar. "Jangan sampai karena BAP lemah berdampak pada dakwaan. Sehingga nanti hakim menjatuhi putusan hukuman percobaan," ujarnya. 
            Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Suhardi Alius menjamin proses penyelidikan kasus Annisa akan berjalan secara obyektif. "Sekarang polisi sedang mencari saksi-saksi lain untuk objektifitas, supaya tidak salah dalam mengambil keputusan. Saya sudah meminta ke jajaran Polda Metro Jaya kalau tidak bersalah (sopir) yang harus dilepas," kata Suhardi.

2 komentar:

  1. good article
    hukum di Indonesia harus ditegakkan
    dukung keadilan hukum di Indonesia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih.. :)
      ..
      Yosh.. :D
      btw.. thx udh mampir ke blog gw..

      Hapus